Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas II Mataram
BALAI KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN MATARAM

I. LOKASI UPT:
Alamat Kantor dan Laboratorium |
:
|
Jl. Adi Sucipto, Kec.Ampenan Mataram Nusa Tenggara Barat
|
Telepon
|
:
|
(0370) 6194701 |
Fax
|
:
|
|
Email
|
: |
- bki_selaparang@yahoo.co.id
- bkipmmataram@kkp.go.id
|
II. KONTAK:
PEJABAT STRUKTURAL:
 |
Nama |
: |
Suprayogi, S.Pi,M.P. |
Jabatan |
: |
Kepala Balai |
Handphone |
: |
|
Email |
: |
- |
 |
Nama |
: |
Putu Panca Yasa, S.Pi |
Jabatan |
: |
Kepala Sub Bagian Tata Usaha |
Handphone |
: |
|
Email |
: |
- |
 |
Nama |
: |
Ni Luh Anggra Lasmika, S.St.Pi., M.Tr.Pi |
Jabatan |
: |
Kasie Pelayanan dan Operasional |
Handphone |
: |
|
Email |
: |
|
 |
Nama |
: |
M.Farchan, S.Pi, MP |
Jabatan |
: |
Kasie Pengawasan Data dan Informasi |
Handphone |
: |
|
Email |
: |
|
KOORDINATOR FUNGSIONAL:
 |
Nama |
: |
Rila Prabekti, S.Pi |
Jabatan |
: |
Koordinator Fungsional |
Handphone |
: |
|
Email |
: |
|
III. WILAYAH KERJA :
WILKER LEMBAR

Nama Satker / Wilker |
: |
Wilker Pelabuhan Laut & Sungai Lembar, Lombok |
Alamat Satker / Wilker |
: |
Lembar |
Telp / Fax |
: |
|
Email |
: |
wilkerlembar@yahoo.co.id |
 |
Nama Penanggungjawab |
: |
Samsudin, S.Pi |
Handphone |
: |
|
Email |
: |
|
WILKER KAYANGAN

Nama Satker / Wilker |
: |
Wilker Pelabuhan Penyeberangan Labuhan Lombok |
Alamat Satker / Wilker |
: |
Kayangan, Lombok |
Telp / Fax |
: |
|
Email |
: |
Wilkerlabuhanlombok@yahoo.co.id |
|
Nama Penanggungjawab |
: |
Usmayati
|
Handphone |
: |
|
Email |
: |
|
SATKER POTOTANO

Nama Satker / Wilker |
: |
Wilker Pelabuhan Penyeberangan Pototano |
Alamat Satker / Wilker |
: |
Sumbawa Besar |
Telp / Fax |
: |
|
Email |
: |
Satkerpototano@yahoo.co.id |
 |
Nama Penanggungjawab |
: |
Tedy Eko Margo Yulianto, S.Pi |
Handphone |
: |
|
Email |
: |
|
WILKER BRANG BIJI
Nama Satker / Wilker |
: |
Wilker Bandar Udara Brang Biji |
Alamat Satker / Wilker |
: |
Sumbawa Besar |
Telp / Fax |
: |
|
Email |
: |
Wilkerbrangbiji@yahoo.co.id |
 |
Nama Penanggungjawab |
: |
Nuni Anggraini |
Handphone |
: |
|
Email |
: |
|
IV. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) :
Adapun jumlah pegawai di Balai KIPM Kelas II Mataram dan lingkup Wilayah Kerjanya yaitu sebanyak 41 orang dengan komposisi 31 orang di Balai KIPM Kelas II Mataram dan 10 orang di Wilker/satker; Komposisi per November 2012 adalah sebagai berikut:
NO |
UNIT KERJA |
GOL |
GOL |
GOL |
GOL |
GOL |
GOL |
GOL |
GOL |
GOL |
GOL |
JUMLAH |
|
|
IIA |
IIB |
IIC |
IID |
IIIA |
IIIB |
IIIC |
IIID |
IVA |
IVB |
|
1 |
Balai KIPM Mataram |
|
1 |
|
|
|
|
|
|
4 |
|
|
2 |
Wilker Pelabuhan Sungai dan Laut Lembar, Lombok |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
Wilker Penyeberangan Labuhan Lombok, lombok Timur |
|
1 |
|
1 |
|
|
|
|
|
|
2 |
4 |
Satker Pelabuhan Penyeberangan
Pototano
|
|
|
1 |
|
|
|
|
1 |
|
|
2 |
5 |
Wilker Bandara Brang Biji Sumbawa |
|
|
2 |
|
|
|
|
|
|
|
2 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
JUMLAH |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sedangakan Jumlah pegawai berdasarkan fungsi/jabatanya (Per November 2012) adalah sebagai berikut:
NO
|
JABATAN
|
JUMLAH
|
1
|
Struktural
|
4
|
2
|
PHPI Muda
|
4
|
3
|
PHPI Pertama
|
8
|
4
|
PHPI Pelaksana Lanjutan
|
2
|
5
|
PHPI Pelaksana Terampil
|
3
|
6
|
Calon PHPI
|
9
|
7
|
Calon Pranata Komputer
|
2
|
8
|
Staf Administrasi
|
9
|
|
|
|
|
JUMLAH
|
41
|
Sedangkan Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikannya (per November 2012):
NO |
Tingkat Pendidikan |
Jumlah Pegawai |
1 |
S2 |
2 |
2 |
S1 |
21 |
3 |
D-IV |
2 |
4 |
D-III |
4 |
5 |
SLTA / SUPM |
12 |
|
TOTAL |
41 |
V. LABORATORIUM:
Level Laboratorium
|
: |
III |
Metode Pemeriksaan |
: |
- Konvensional ( Parasit, Jamur/cendawan, bakteri) |
|
|
- Histopatologi |
|
|
- Biologi Molekuler ( PCR ) |
Akreditasi
|
: |
Dalam Proses Akreditasi |
Uji Coba |
: |
|
5.1 Tahun Uji Coba : 2008
Judul Uji Coba :
Efektifitas Kanamycin terhadap Aeromonas salmonicida yang
Menginfeksi Ikan Karper (Cyprinus carpio).
Resume hasil Uji Coba:
Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui dosis antibiotik kanamycin yang tepat dan efektif dalam rangka penyembuhan dan pembersihan A. salmonicida yang menyebabkan furunculosis pada ikan karper (Cyprinus carpio), yang dilaksanakan di Laboratorium Balai Karantina Ikan Selaparang-Mataram.
Uji coba ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama uji pendahuluan [Uji Revirulensi A.salmonicida, Uji Sensitifitas, Uji Minimum Inhibitory Concentration (MIC), Uji Minimum Bactericidal Concentration (MBC), Uji LC50 A. salmonicida pada ikan karper (Cyprinus carpio)] dan tahap kedua uji utama (Uji Efektifitas antibiotik kanamycin), pada uji utama dilakukan 6 perlakuan dosis antibiotik, yaitu: 0x MBC (perlakuan (K) kontrol positif), 2x MBC (perlakuan A), 4x MBC (perlakuan B), 6x MBC (perlakuan C), 8x MBC (perlakuan D), 10x MBC (perlakuan E), dan kontrol negatif (ikan karper tanpa penginfeksian bakteri dan tanpa antibiotik) masing-masing terdiri dari 10 ekor dengan 3 kali ulangan pada setiap perlakuan. Selain itu dilakukan juga uji kualitas air pada awal dan akhir uji coba serta uji histopatologi pada akhir uji coba. Data di analisa dengan menggunakan uji analisa sidik ragam atau Analisis of Variance (ANOVA) dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan tingkat kepercayaan 95% dan 99% serta uji regresi.
Berdasarkan hasil uji in vitro diperoleh nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC) sebesar 4 ppm dan nilai Minimum Bactericidal Concentration (MBC) sebesar 8 ppm, yang dijadikan dasar untuk uji efektifitas kanamycin pada uji utama, sedangkan hasil dari uji Lethal Concentration-50 (LC50) A. salmonicida terhadap ikan karper (Cyprinus carpio) diperoleh konsentrasi bakteri sebesar 1,07 x 105 sel/ml. Tingkat kelangsungan hidup ikan karper (Cyprinus carpio) di akhir uji coba, yaitu: 20% (perlakuan K = 0 ppm); 73,3% (perlakuan A = 16 ppm); 86,7% (perlakuan B = 32 ppm); 93,3% (perlakuan C = 48 ppm); 96,7% (perlakuan D = 64 ppm); dan 100% (perlakuan E = 80 ppm).
Berdasarkan perhitungan analisa sidik ragam (ANOVA) daya kelangsungan hidup ikan dan uji beda nyata terkecil (BNT) dengan tingkat kepercayaan 95% dan 99%, dimana perlakuan K berbeda sangat nyata dengan perlakuan A, B, C, D, dan E; perlakuan A berbeda sangat nyata dengan perlakuan B, C, D, dan E; perlakuan B berbeda sangat nyata dengan perlakuan E, berbeda nyata dengan perlakuan D, dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan C; perlakuan C tidak berbeda nyata dengan perlakuan D dan E; serta perlakuan D tidak berbeda nyata dengan perlakuan E. Hasil analisa regresi adanya korelasi antara konsentrasi kanamycin dengan daya kelangsungan hidup ikan karper (Cyprinus carpio) dengan koefesien korelasi (R2) sebesar 0,9382.
Kata-kata kunci : karper (Cyprinus carpio), Aeromonas salmonicida, kanamycin, efektifitas.
5.1.1 Kesimpulan
Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Nilai MIC (minimum inhibitory concentration) kanamycin terhadap A. salmonicida adalah 4 ppm sedangkan nilai MBC (minimum bactericidal concentration) adalah 8 ppm.
b. Perlakuan kanamycin memberi pengaruh yang sangat nyata terhadap infeksi A. salmonicida pada ikan karper (Cyprinus carpio).
c. Dosis kanamycin 80 ppm merupakan dosis yang efektif untuk penyembuhan dan pembersihan A. salmonicida [menginfeksi ikan karper (Cyprinus carpio)] dalam jangka waktu14 hari dengan tingkat kelangsungan hidup mencapai 100%.
5.1.2 Saran
a. Perlu dilakukan ujicoba dengan konsentrasi kanamycin yang dapat menyembuhkan dan membersihkan bakteri kurang dari 14 hari.
b. Perlu dilakukan uji toksisitas kanamycin baik secara akut maupun kronis terhadap ikan karper (Cyprinus carpio), hal ini penting untuk mengetahui dampak kanamycin terhadap kehidupan ikan.
c. Perlu analisis residu kanamycin pada ikan diberbagai organ, hal ini penting untuk mengetahui tingkat keamanan pada ikan yang diobati untuk konsumsi (food safety).
Publikasi : Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) XI (2): 192-200 ISSN: 0853-6384
Tahun Penerbitan : 2009
5.2 Tahun Uji Coba : 2009
Judul Uji Coba :
Efektivitas Antibiotik (Ampicillin Trihydrate dan/atau Gentamicin Sulfate)
terhadap dwardsiella tarda Penyebab Edwardsiellosis pada Ikan Nila
(Oreochromis niloticus).
Resume hasil Uji Coba :
Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui dosis antibiotik (ampicillin trihydrate dan/atau gentamicin sulfate) yang tepat dan efektif dalam rangka penyembuhan dan pembersihan E.tarda yang menyebabkan edwardsiellosis pada ikan nila (Oreochromis niloticus), yang dilaksanakan di Laboratorium Balai Karantina Ikan kelas 1 Selaparang-Mataram.
Uji coba ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama uji pendahuluan [Uji Revirulensi E. tarda, Uji Sensitifitas, Uji Minimum Inhibitory Concentration (MIC), Uji Minimum Bactericidal Concentration (MBC), Uji LC50 E.tarda pada ikan nila (Oreochromis niloticus)] dan tahap kedua uji utama (Uji Efektifitas antibiotik), pada uji utama dilakukan 6 perlakuan dosis antibiotik, yaitu: 0x MBC (perlakuan (K) kontrol positif), 1x MBC (perlakuan A), 2x MBC (perlakuan B), 4x MBC (perlakuan C), 8x MBC (perlakuan D), 16x MBC (perlakuan E), dan kontrol negatif (ikan karper tanpa penginfeksian bakteri dan tanpa antibiotik) masing-masing terdiri dari 10 ekor dengan 3 kali ulangan pada setiap perlakuan. Selain itu dilakukan juga uji kualitas air pada awal dan akhir uji coba serta uji histopatologi pada akhir uji coba. Data di analisa dengan menggunakan uji analisa sidik ragam atau Analisis of Variance (ANOVA) dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan tingkat kepercayaan 95% dan 99% serta uji regresi.
Berdasarkan hasil uji in vitro diperoleh gentamicin sulfate lebih sensitif daripada ampicillin sulfate, sehingga gentamicin sulfate dijadikan antibiotik untuk uji utama, nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC) sebesar 7 ppm dan nilai Minimum Bactericidal Concentration (MBC) sebesar 12 ppm, yang dijadikan dasar untuk uji efektifitas antibiotik pada uji utama, sedangkan hasil dari uji Lethal Concentration-50 (LC50) E.tarda terhadap ikan nila (Oreochromis niloticus) diperoleh konsentrasi bakteri sebesar 4,365 x 106 sel/ml. Tingkat kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus) di akhir uji coba, yaitu: 53,3% (perlakuan K = 0 ppm); 73,3% (perlakuan A = 12 ppm); 90% (perlakuan B = 24 ppm); 93,3% (perlakuan C = 48 ppm); 100% (perlakuan D = 96 ppm); dan 100% (perlakuan E = 192 ppm). Gentamicin sulfate pada konsentrasi 192 ppm dapat membersihkan E. tarda dalam jangka waktu 6 hari sedangkan konsentrasi 96 ppm dalam jangka waktu 9 hari.
Berdasarkan perhitungan analisa sidik ragam (ANOVA) daya kelangsungan hidup ikan dan uji beda nyata terkecil (BNT) dengan tingkat kepercayaan 95% dan 99%, dimana perlakuan K berbeda sangat nyata dengan perlakuan A, B, C, D, dan E; perlakuan A berbeda sangat nyata dengan perlakuan B, C, D, dan E; perlakuan B berbeda sangat nyata dengan perlakuan E, berbeda nyata dengan perlakuan D, dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan C; dan perlakuan C tidak berbeda nyata dengan perlakuan D dan E. Hasil analisa regresi adanya korelasi antara konsentrasi gentamicin sulfate dengan daya kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan koefesien korelasi (r) sebesar 0,90.
Kata-kata kunci : Nila, Edwardsiella tarda, Ampicillin Trihydrate, Gentamicin Sulfate, Efektifitas.
5.2.1. Kesimpulan
Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Edwardsiella tarda sensitif terhadap gentamicin sulfate daripada ampicillin trihydrate.
2. Nilai MIC (minimum inhibitory concentration) gentamicin sulfate terhadap Edwardsiella tarda adalah 7 ppm sedangkan nilai MBC (minimum bactericidal concentration) adalah 12 ppm.
3. Dosis gentamicin sulfate 96 ppm efektif untuk penyembuhan dan pembersihan E.tarda dalam waktu 9 hari dengan tingkat kelangsungan hidup (DKH) mencapai 100%, tetapi berdasarkan uji histopatologi masih terdapat radang pada kulit dan otot.
4. Dosis gentamicin sulfate 192 ppm efektif untuk penyembuhan dan pembersihan E.tarda dalam waktu 6 hari dengan tingkat kelangsungan hidup (DKH) mencapai 100%, tetapi berdasarkan uji histopatologi masih tampak adanya radang pada ginjal.
5.2.2. Saran
1. Penggunaan gentamicin sulfate untuk pengobatan edwardsiellosis pada ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan konsentrasi 192 ppm (6 hari) atau 96 ppm (9 hari) sesuai dengan waktu karantina kurang dari 14 hari.
2. Perlu analisis residu gentamicin sulfate pada ikan diberbagai organ, hal ini penting untuk mengetahui tingkat keamanan pada ikan yang diobati untuk konsumsi (food safety).
3. Gentamicin sulfate dengan dosis 96 ppm atau 192 ppm bisa diterapkan untuk petani ikan.
Publikasi : Posiding Seminar Nasoional Tahunan VII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan
Jilid I Budidaya Perikanan ISBN: 978-979-19942-7-9
Tahun Penerbitan : 2010
5.3 Tahun Uji Coba : 2010
Judul Uji Coba :
Aplikasi Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk Deteksi
Isolat Streptococcus iniae dari Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Resume hasil Uji Coba :
Ujicoba ini bertujuan untuk mengetahui tingkat spesifisitas dan sensitifitas metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dalam mendeteksi Streptococcus iniae, serta mengetahui sensitifitas metode PCR dalam mendeteksi S. iniae pada organ ikan.Uji coba ini, meliputi: tahap persiapan, uji konvensional bakteri, uji spesifisitas, uji sensitivitas dari suspensi bakteri dan organ, penginfeksian ikan uji dengan S. iniae, dan deteksi S. iniae dari ikan uji dengan PCR. Primer yang digunakan adalah forward primer LOX-1 (AAG GGG AAA TCG CAA GTG CC) dan reverse primer LOX-2 (ATA TCT GAT TGG GCC GTC TAA) yang telah didesain untuk amplifikasi bakteri S. Iniae (Mata et al., 2004), serta PCR kits untuk purifikasi DNA dengan qiagen kits.
Berdasarkan hasil uji metode PCR dengan primer (LOX-1 dan LOX-2) menunjukkan tingkat spesifisitas tinggi terhadap S. iniae dan tidak mengamplifikasi bakteri lain yang digunakan dalam uji coba ini. Metode PCR dengan primer (LOX-1 dan LOX-2) dapat mendeteksi bakteri S. iniae baik dari kultur murni maupun yang ada dalam jaringan ikan nila.
Kata-kata kunci : Nila, Polymerase Chain Reaction, Sensitivitas, Spesifisitas, Streptococcus iniae.
5.3.1. Kesimpulan
1. Bakteri Streptococcus iniae yang digunakan, telah teruji validitasnya dengan pengujian menggunakan metode baik secara biokimia maupun Polymerase Chain Reaction (PCR).
2. Metode PCR dengan primer (LOX-1 dan LOX-2) menunjukkan tingkat spesifisitas tinggi terhadap S. iniae dan tidak mengamplifikasi bakteri lain yang digunakan dalam uji coba ini.
3. Metode PCR dengan primer (LOX-1 dan LOX-2) dapat mendeteksi bakteri S. Iniae baik dari kultur murni maupun yang ada dalam jaringan ikan nila.
5.3.2. Saran
Metode yang serupa dapat dilakukan untuk mendeteksi jenis bakteri lain yang termasuk dalam daftar Hama dan Penyakit Ikan Karantina.
Publikasi: Posiding Seminar Nasional Tahunan VIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan
Jilid I Budidaya Perikanan ISBN: 978-602-9221-05-3
Tahun Penerbitan : 2011
VI. PEMANTAUAN:
6. PEMANTAUAN TAHUN 2010
6.1 Hasil
Kegiatan Pemantauan Hama dan Penyakit Ikan Karantina yang dilaksanakan oleh Balai Karantina Ikan Kelas I Selaparang Mataram terhadap beberapa jenis ikan air tawar dan ikan air laut pada beberapa lokasi di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat dilakukan sebanyak 3 kali yang meliputi Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa Barat, dan Kabupaten Sumbawa Besar.
Dari kegiatan pemantauan tersebut diperoleh 9 jenis sampel ikan air tawar yaitu Gurami, Jelawat, Karper, Koi, Komet, Lele, Lobster, dan Nila; 5 jenis sampel ikan air laut yaitu ikan hias laut (Kepe-kepe, Giru Pasir, Bi-Color), Kerapu (Kerapu Macan, Kerapu Sunu, Kerapu Tikus), rumput laut, tuna dan Lobster; serta 1 jenis ikan air payau yaitu Udang Vannamei.
6.1.1 Parasit Ikan
Hasil pemeriksaan pemeriksaan laboratorium dari beberapa lokasi pemantauan di wilayah kerja lingkup Balai Karantina Ikan Kelas I Selaparang Mataram, ditemukan 14 jenis parasit penyebab penyakit ikan. Hasil Pemeriksaan Parasit pada masing-masing Kabupaten dan Kota adalah sebagai berikut:
1. Kota Mataram:
Trichodina sp, Dactylogyrus sp, Gyrodactylus sp, Myxobolus sp, Oodinium sp, Octolasmis mulleri dan Vorticella sp.
2. Kabupaten Lombok Barat:
Trichodina sp, Dactylogyrus sp, Epistylis sp, Oodinium sp, Apiosoma sp, Vorticella sp, Argulus sp, dan Scyphidia sp..
3. Kabupaten Lombok Tengah:
Trichodina sp, Gyrodactylus sp, Oodinium sp, Dactylogyrus sp, Vorticella sp, Apiosoma sp, Epistylis sp , Argulus sp, dan Chillodonella sp.
4. Kabupaten Lombok Timur:
Trichodina sp, Dactylogyrus sp, Apiosoma sp, Argulus sp, Oodinium sp, Zoothamnium sp dan Octolasmis mulleri.
5. Kabupaten Sumbawa Barat:
Trichodina sp, Gyrodactylus sp, Oodinium sp, Dactylogyrus sp, Argulus sp,
Epistylis sp dan Scyphidia sp.
6. Kabupaten Sumbawa Besar:
Trichodina sp, Transversotrema laruei, Dactylogyrus sp, Oodinium sp, Argulus sp, dan Gyrodactylus sp.
6.1.2 Bakteri Ikan
Pada pemeriksaan dan identifikasi bakteri selama 3 (tiga) kali periode pemantauan disetiap kabupaten dan kota, ditemukan 22 jenis bakteri. Hasil pemeriksaan bakteri pada masing-masing Kabupaten dan Kota adalah sebagai berikut:
1. Kota Mataram:
Proteus rettgeri, Enterobacter aerogenes, Yersinia enterocolitica, Aeromonas hydrophilla, Aeromonas sobria, Flavobacterium odoratum, Chromobacterium violaceum, Pasteurella multocida, Citrobacter freundii.
2. Kabupaten Lombok Barat:
Flavobacterium odoratum, Acinetobacter anitratum, Enterobacter aerogenes, Aeromonas caviae, Serratia liquifaciens.
3. Kabupaten Lombok Tengah:
Chromobacterium violaceum, Enterobacter aerogenes, Flavobacterium odoratum, Pleisomonas sp, Aeromonas hydrophilla, Aeromonas sobria.
4. Kabupaten Lombok Timur:
Vibrio algynoliticus, V. parahaemolyticus, V. charcariae, V.cholerae, Acinetobacter anitratum, Proteus rettgeri, Aeromonas hydrophilla.
5. Kabupaten Sumbawa Barat:
Enterobacter aerogenes, Hafnia alvei, Aeromonas hydrophilla, Vibrio damsela, Yersinia enterocolitica (Biovar 5), Actinobacillus spp, Aeromonas caviae, Alcaligenes faecalis.
6. Kabupaten Sumbawa Besar:
Vibrio harveyi, V. damsela, V. alginolyticus, V. parahaemolyticus,
Yersinia enterocolica, Aeromonas caviae, Hafnia alvei.
6.1.3 Jamur Ikan
Pemeriksaan jamur tidak dilakukan dikarenakan tidak terdapat ikan-ikan sakit yang menunjukkan gejala klinis ditumbuhi jamur disebagian atau seluruh tubuhnya.
6.1.4 Virus Ikan
Hasil pengukuran parameter kualitas air adalah sebagai berikut: suhu air di lokasi pemantauan berkisar 26 - 31 oC, pH 6 - 8; dan salinitas 30 - 33 ppt.
Gambar Petanya sebagai berikut:
VII. LALU LINTAS MEDIA PEMBAWA DOMINAN :
Komoditi paling dominan yang dilalulintaskan di Balai Karantina Ikan Kelas I Selaparang Mataram adalah:
Domestik Keluar : Udang Vannamei ( Litopenaeus vannamei )
Ekspor : Udang Vannamei ( Litopenaeus vannamei )
Domestik Masuk : Benur Vannamei ( Litopenaeus vannamei )
|